Pria di Manado Wafat Setelah Empat Jam Jadi Muallaf

Binamuallaf.or.id –  Hidayah menjadi Muslim adalah hak Allah SWT yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, walau kepada seseorang yang antara hidayah dan ajal kematiannya hanya berjarak beberapa jam saja. Seperti kisah nyata dari Ferdinan Sumarauw Daniel yang akrab dipanggila Pedi yang bersumber dari Gomuslim.co.id. Dia  Warga Lingkungan VI, Kelurahan Banjer, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara yang  wafat empat jam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang muallaf.

Dia mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengakui keislamannya sekitar pukul 15.00 WITA, Senin (26/8/2019) kemarin. Prosesi syahadat dibimbing langsung oleh Imam Masjid At Thohirin, Abdullah M Ismail. Usai syahadat, Pedi mengganti namanya menjadi Hidayatullah Daniel.

Pria yang sudah yatim piatu ini meninggal dunia karena penyakit asma akut yang sejak sebulan lalu. Penyakitnya kian bertambah parah hingga menjelang ajalnya tiba. Ia meninggal setelah 4 jam menjadi mualaf, tepatnya sekitar pukul 19.30 WITA.

Menurut pengakuan tetangga Pedi, Madzabullah Ali, keinginan Pedi masuk Islam tiba-tiba diucapkannya beberapa pekan terakhir ini. Ia mengatakan bahwa tidak ada paksaan dari lingkungan ataupun keluarga pria ini.

“Almarhum adalah seorang nasrani sejak kecil. Memang lingkungan di sini, rata-rata beragama muslim. Tapi, tidak pernah ada paksaan karena memang di sini semua saling menghargai. Hanya, baru-baru ini, almarhum mulai belajar Islam dan berkeinginan untuk masuk Islam,” kata Madzabullah, seperti dilansir dari publikasi Kumparan, Selasa (26/08/2019).

Madzabullah mengaku terharu saat mengetahui teman masa kecilnya tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal yang sama juga dirasakannya, saat mendengar almarhum telah meninggal setelah 4 jam menjadi seorang mualaf.

“Mungkin ini yang dinamakan hidayah dan kebesaran dari Ilahi. Nama islami almarhum, Hidayatullah, mungkin pas untuk menceritakan proses dirinya menjadi mualaf,” tutur Madzabullah.

Ketika prosesi membaca dua kalimat syahadat, almarhum mengenakan pakaian serba putih. Sehari-hari, Pedi membantu tantenya membuat dan menjual jajanan kue. ( Sumber berita: gomuslim.co.id, jms/kumparan/dbs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *